Rabu, 02 Februari 2011

Timnas Diduga Mengalah Lawan Malaysia Pada Piala AFF





Dugaan adanya oknum PSSI yang "mengatur" pertandingan dalam Final Piala AFF antara Indonesia melawan Malaysia kembali menyeruak ke permukaan Senin, (31/1), menyusul aduan Eli Cohen melalui surat elektronik kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Surat yang dikirim pada Ahad (30/1) itu menyebutkan adanya kejanggalan terkait hasil akhir laga yang akhirnya mandek dengan skor 3-0 untuk Malaysia. Kekalahan tim sepak bola Indonesia dari tuan rumah Malaysia sudah ditentukan sebelum pertandingan dimulai. Itu, menurutnya, merupakan permainan atau skandal suap yang dilakukan Bandar Judi Malaysia dengan petinggi penting PSSI.

"Dengan kekalahan tim Indonesia baik Bandar judi maupun dua oknum PSSI meraup untung puluhan miliar rupiah," ujar Eli yang mengaku pegawai Ditjen Pajak itu.

Untuk melancarkan operasi, dua pengurus PSSI sempat masuk ke ruang ganti pemain dan memberikan instruksi skenario busuk kepada oknum pemain yang akhirnya berulah hingga menjatuhkan mental seluruh skuad. Selain itu, gangguan sinar laser dalam laga tersebut disinyalir bagian dari skenario guna menutupi skenario tersebut.

Menteri Terkejut?

Eli juga mengadukan kasus suap itu ke Menteri Pemuda dan Olahraga, Ketua KPK, Ketua DPR, dan Ketua KONI.

Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menkokesra) Agung Laksono mengaku akan membawa rumor soal surat kaleng atas nama samaran Eli Cohen. Dalam surat Eli mengatakan pejabat teras Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) menjual laga Indonesia kontra Malaysia dalam leg pertama Piala AFF 2010 ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

"Saya akan perdalam informasi itu. Saya akan bertemu Presiden dan Menpora untuk mencari tahu kebenarannya," ujar Agung saat ditemui di lokasi Museum Gajah, Jakarta, Senin (31/1). Agung juga mengaku ingin menguak kebenaran sumber rumor kepada menteri di bawah koordinasinya, yakni Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Andi Mallarangeng.

Menurut Agung, surat kaleng yang dikirimkan Eli harus dicari kebenarannya. Pasalnya, surat elektronik dikirimkan si penulis ke surat elektronik (e-mail) Presiden maupun Menpora sebagai surat pengaduan masyarakat pada otoritas negaranya. "Saya kira perlu ada penyelidikan. Kalau memang terbukti benar seperti itu, tentu itu sebuah tindakan yang tidak bermoral dan mencederai jiwa sportifitas olahraga, mencoreng moral berbangsa dan bernegara."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar