Selasa, 01 Februari 2011

Siapakah Mubarak dan Keluarganya?



Dengan mempertahankan cengkeraman tangan besinya di Mesir selama 30 tahun, Hosni Mubarak disejajarkan dengan Firaun. Namun, meski kekayaan pribadinya—diperkirakan mencapi 31 miliar dollar AS—bisa diperbandingkan dengan penguasa kuno negara itu, popularitasnya di kalangan rakyat Mesir tidak meyakinkan.

Selama kekuasaannya yang tanpa perlawanan, ia memang relatif berhasil mempertahankan stabilitas negara sambil menikmati hubungan baik dengan Barat dan Israel. Namun, itu bukan tanpa harga. Banyak lawannya mengeluhkan kemiskinan, korupsi, dan kebrutalan yang dilakukan negara.

Mubarak menikah dengan Suzanne, putri seorang perawat dari Pontypridd, Wales, Inggris. Mantan perwira angkatan udara yang sudah berumur 82 tahun itu lolos setidaknya enam kali dari upaya pembunuhan. Ia lahir tahun 1928 di desa Kahel-el-Meselha di Delta Sungai Nil dan lulus dari Akademi Militer Mesir tahun 1949. Ia sepertinya ditakdirkan untuk berkarier di angkatan bersenjata.

Setelah perang Arab-Israel tahun 1973, ia dipromosikan menjadi marsekal di angkatan udara. Setelah itu terbukalah pintu ke kekuasaan politik. Sebagai seorang pelayan setia Presiden Anwar El-Sadat, ia diangkat menjadi wakil presiden tahun 1975 dan memainkan peran penting dalam memperkuat hubungan Mesir dengan Barat.

Kariernya ke jabatan politik tertinggi terjadi pada Oktober 1981 ketika Presiden Sadat dibunuh oleh ekstremis Islam. Didukung oleh kondisi negara yang senantiasa darurat, Mubarak memperkokoh jabatannya dengan menentang ekstremisme Islam dan menjaga hubungan baik dengan Amerika Serikat.

Mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair menikmati keramahan Mubarak di vila mewahnya di resor Laut Merah Sharm-el-Sheikh ketika Blair berlibur di sana dengan keluarganya. Keluarga Mubarak juga diketahui memiliki properti di Los Angeles, Washington, dan New York, serta aset yang tersimpan dalam rekening bank di Amerika Serikat, Swiss, dan Inggris.

Meski di depan umum ia menyangkal soal keinginan menggantikan ayahnya, banyak pengamat melihat suksesi kekuasaan, dari ayah ke anak itu, sebagai hal yang tak terelakkan. Namun, dengan cengekeraman Mubarak yang melemah dalam hitungan jam, menyusul protes antipemerintah yang memasuki hari ketujuh pada hari ini (Senin, 31/1/2011) , dia dan keluarganya akan segera mencari rumah baru di negara yang mau menampung mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar